MUTIARA KATA HW
Tidak
sedikit orang yang mengucapkan kata syukur pada Tuhan atas nikmat yang
berlimpah dalam hidupnya, tapi banyak pula yang tidak ada tindakan nyata dalam
mensyukuri nikmat-Nya yang berlimpah.
Tanda-tanda
Allah SWT sedang jatuh cinta padamu adalah ditimpakannya padamu bala, musibah,
dan fitnah secara silih berganti. Baik dari luar diri maupun dari dalam diri.
Semua itu adalah sarana pembersih jiwamu.
Perasaan
sedih, resah, gundah, dan merana karena kehilangan sesuatu akan menjelma
menjadi derita hati bila kamu tak segera melihat dan merasakan kasih sayang
Allah SWT yang meliputi kehidupanmu.
Setiap
bentuk dan rupa kenikmatan dunia itu pasti akan sirna. Jangan sampai dirimu
terpedaya olehnya. Karena, masih ada kenikmatan abadi untukmu di akhirat kelak.
Sesuatu
terjadi sesuai dengan takdir yang tak bisa diubah oleh siapapun. Tak perlu
gelisah oleh bayang-bayang burukmu. Percayalah bahwa Allah SWT memilih yang
berbaik untukmu.
Babul
ma’rifah tak akan terbuka untukmu selama dirimu masih berlumur ghoflah, berbusana
kibir, dan berterompah bid’ah. Segeralah mandi ruhani dengan maa-ul hakekat.
Mengapa di
dalam hatimu masih ada aneka rupa wujud selain Allah SWT yang menghalangi nur
Allah sampai ke dalam hatimu? Kosongkan hatimu dan hiasi dengan zikrullah.
Bagaimana
dirimu bisa menuju pada-Nya sementara kakimu masih “dirantai” kenikmatan dunia?
Lepaskan belenggu yang melilitmu itu dengan kalimat tauhid. Dengan begitu
barulah kamu bisa menuju kepada-Nya.
Getaran
yang merambah dinding hati sebagai pertanda dari Allah SWT. Hanya orang-orang
yang bersih hatinya yang dapat menangkap isyarat itu dan mengerti apa makna
yang terkandung di dalamnya.
Tanda-tanda
hati yang “sakit” adalah tak ada rasa sedih saat meninggalkan ibadah, riyadhoh,
dan mujahadah. Juga tak menyesal saat berbuat maksiat lahir dan batin.
Gundah dan
gelisah yang terasa dalam hati sebagai dampak dari kurang percayamu pada takdir
Allah SWT. Sesuatu terjadi atau tidak terjadi, semua atas kehendak-Nya.
Jika tak
ada pilihan harus berdoa, maka berdoalah dengan rasa tak berdoa. Jadikanlah
doamu sebagai ibadah layaknya ibadah-ibadah lain yang telah kamu lakukan
sebagai pengabdian pada Allah SWT.
Doamu
pada-Nya tanda jauhmu dari-Nya, diammu pada-Nya tanda malu-mu atas-Nya. jika
kamu tak mau berdoa sebagai pertanda sifat takabur sedang menguasai dirimu.
Jangan kau
beri kesempatan sedikit pun pada setan untuk menempati ruang hatimu. Lantunkan
irama zikrullah di dalam hatimu, dan hiasi dengan renda-renda sifat mahmudah.
Mengapa
pada dirimu ada rasa malas, lemah, dan jemu dalam beribadah? Padahal, Allah SWT
selalu memberi fasilitas hidup dan rizki yang berlimpah. Mana timbal balikmu
kepada-Nya?
Kendati
sesuatu yang baik atau buruk secara lahiriah muncul dari makhluk, tetap saja
kamu harus syuhud. Karena, hakikatnya semua itu terbit dari diri-Nya.
Hidup di
akhir zaman membuat nafas sesak oleh polusi waham, fikir, dan nafsu yang
menyatu dengan iman dan akal. Jadikanlah zikir qolbi sebagai masker nafas
hidupmu.
Cinta
kasihku kepadamu lebih dari segala apa pun termasuk cinta kasih pada diriku
sendiri. Jaga pandangan hatimu pada Syaikh Mursyid agar tidak terpelanting
seperti pendahulumu.
Apakah
kamu sudah memahami tentang kisah Musa dengan Khaidir? Doaku pada-Nya: “Semoga
murid-muridku dan anak-anak ruhaniahku tidak menjadi Musa saat ia tengah
belajar pada Khaidir.”
Janganlah
dirimu terpedaya oleh peristiwa apapun yang terjadi di dunia yang fana bak
dalam mimpi ini. Kamu akan terjaga saat dirimu sudah mati. Baik mati hissi
ataupun mati maknawi.
Jangan
kamu kira meraih hidup sukses itu mudah sebelum kamu diuji dengan berbagai
musibah. Allah ingin kamu menyadari bahwa sukses itu adalah anugerah-Nya yang
harus disyukuri.
Hanya
orang-orang kufur yang tak bersyukur pada anugerah amanat Allah SWT yang ada
padanya. Tanggung jawab pada amanat-Nya merupakan tanda orang yang mencintai
Allah berirama syukur.
Apa saja
yang engkau cintai selain Allah SWT pasti suatu saat akan membuat dirimu
kecewa. Karena, tidak ada yang paling sempurna di alam fana ini kecuali Dia.
Rasa
memiliki yang ada pada dirimu adalah pemicu keresahan hatimu sendiri. Kalau
saja kamu dapat mengurangi rasa memiliki itu niscaya akan tenteram dan
merdekalah jiwamu.
Taat dan
ibadahmu tak akan menambah kemuliaan Allah SWT. Begitu pula ingkar dan
maksiatmu tak akan meruntuhkan kerajaan-Nya. Semua yang kita lakukan berpulang
kepada diri kita.
Mengapa
harus ada rasa malas dalam melaksanakan amal ibadah? Bukankah semua itu untuk
kepentingan diri kita!? Bukan untuk menambah kemegahan kerajaan Tuhan.
Puji dan
sanjung yang menyelimuti diri kita hakikatnya adalah “pisau dan pedang” yang
menghunjam. Jika terpesona, maka sama saja dengan merobek-robek amal ibadah
yang telah dirajut.
Dalam diri
manusia ada sifat tamak. Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang bersifat
tamak, kecuali ketamakan untuk menuntut ilmu dan beramal ibadah.
Fitrah
manusia adalah menghamba pada yang didamba. Dan, yang harus didamba itu hanya
Allah SWT. Jika mendambakan selain-Nya berarti kamu menyalahi fitrah alias
syirik.
Inner
Beauty yang hakiki pada wanita itu memancar dari dalam hati yang jernih. Untuk
memperoleh kejernihan hati dibutuhkan “power” ruhani, zikir, dan amal ibadah
yang ikhlas.
Semangatmu
tak pernah surut dalam menjaring rizki yang disediakan oleh Allah SWT, tapi
mengapa dalam menunaikan perintah-Nya semangatmu kerap kali surut bahkan
berhenti beribadah.
Andai saja
hukum yang diberlakukan pada Adam dan Hawa di Syurga dahulu kala, kemudian
Engkau terapkan di zaman sekarang ini, niscaya banyak hamba-hamba-Mu yang
terusir dari Bumi-Mu ya Allah.
Bagaimana
Nur ilahi akan sampai padamu dan menerangi hatimu jika “sampah-sampah” dunia
masih memenuhi ruang hatimu. Bukankah hati itu Rumah Allah yang harus bersih
dari selain-Nya?
Kosongkan
hatimu dari sesuatu selain Allah SWT, maka niscaya Dia akan memenuhi hatimu dengan
berbagai rahasia-rahasia ruhaniah dan ma’rifah yang tak terbatas oleh ruang dan
waktu.
Segala
bentuk doa dan munajat, teori dan strategi, walau disertai amal ibadah, usaha,
dan ikhtiar sekalipun, tetap tak akan bisa menguak tirai takdir azali Tuhan.
Allah SWT
menguji hamba-hambaNYA dengan mendatangkan suka dan duka sebagai fitnah. Dua
hal itu akan menjelma petaka bagimu jika tak sabar dan syukur seiring ridho dan
husnuzhon pada ketetapan-Nya.
Gelegar
nafsu meruntuhkan sendi-sendi bangunan syariat, dan memadamkan instalasi nur
robbani. Bangun dan sambunglah kembali dengan roja’, himmah, dan dzikrullah di
atas kesabaran.
Kehendak
Allah SWT itu terkadang bertentangan dengan nafsu manusiawi kita. Tapi di
setiap kehendak-Nya tersimpan rahasia-rahasia Rahmat-Nya yang bisa menjadi
bahtera kehidupanmu.
Gelisah
dan kerinduan pada Allah SWT yang menyelimuti hatimu adalah merupakan tanda
jauhmu dari-Nya. Hadirkanlah wujud-Nya disetiap kamu memandang sesuatu, hingga
dapat kamu rasakan kedekatanmu dengan-Nya
Getaran-getaran
hati yang menyiksa dan menguras energi ruhani itu sebagai gema dari rasa risau,
gundah, dan merana akibat dari kurang percaya dan yakin pada takdir dan qodho
Allah SWT.
Jika
hatimu sudah tetap HUDHURULLAH, maka jangan merana karena ketiadaan sesuatu.
Sebab yang demikian itu akan membuat keruh hatimu. Syuhudlah untuk menjernihkan
hatimu.
Tak ada
cinta kasih di dunia hingga akhirat kecuali cinta kasih Allah SWT yang abadi.
Mengapa harus bersusah payah mencari cinta kasih pada makhluk yang fana yang
sering berihianat? Bukankah hanya Dia yang Rahman Rahim dan cinta-Nya tidak
pernah menghianatimu
Mengendalikan
marah itu memang sulit, tapi akan lebih sulit lagi jika marahmu sudah tak
terkendali. Sebab marah itu akan membakar akal dan hati serta menguras energi
ruhani.
Mengapa
harus khawatir dengan sesuatu selain Allah? Bukankah itu hanya bayang-bayang
nafsu yang harus diabaikan. Yakinlah dengan pertolongan-Nya yang amat dekat.
Dia selalu beserta kita.
Cinta
seorang hamba pada Tuhan-Nya bukan berarti ia harus mengabaikan Fitrah dirinya
sebagai manusia. Ekspresikanlah cintamu pada-Nya melalui ciptaannya yang ada
disekitarmu dalam bentuk romantisme kasih sayang pada amanah dan anugerah
dari-Nya.
Letih dan
jenuh dalam mengarungi hidup itu dampak dari rasa memiliki dan kuasa suatu
apapun. Keluarlah dari rasa itu, dan terimalah hidup dan kehidupanmu sebagai
amanat dari Allah SWT. Insya Allah hati dan jiwamu menjadi nyaman dalam
mengarungi kehidupan.
Sebagai
pemicu penyakit ialah makan, minum, tidur dan jimak yang berlebihan alias
tusyrifu. Jika ingin sehat harus membatasi isi perut, maka jiwamu akan
tenteram, akal pikirmu juga benderang, dan ibadahmu tenang.
Mengapa
harus marah bila mendengar celoteh orang tentang keburukan dirimu? Bukankah
yang dikatakan itu baru sebagian saja, dan mereka tidak tahu yang lebih banyak
lagi tentang keburukanmu?
Rasa malas
untuk menunaikan ibadad walau sebenarnya ada keleluasaan waktu, lemah
mendirikan ibadah khususnya di malam hari karena bimbang pada dunia, dan rasa
jemu mengamalkan ibadah terutama kaefiat karena keinginan nafsunya tak
tercapai. Itulah tanda-tanda orang yang kurang imannya, daif keyakinan dan buta
mata hatinya karena selalu mengikuti hawa nafsunya.
Jadikanlah
dirimu qona’ah, niscaya kamu akan menjadi orang kaya. Karena hakikat orang kaya
adalah orang yang terbebas dari keterikatan pada sesuatu apa dan siapa saja di
dunia ini.
Sifat
pemaaf itu menjadikanmu sehat lahir dan batin. Jadikanlah pemaaf sebagai
keelokan ruh kehidupanmu. Sebagaimana jasad tanpa ruh itu mati, maka demikian
pula ibadah yang dilakukan tanpa ikhlas, ia tak kan berarti, kosong, dan hampa.
Maka sifat pemaaf hanya ada pada orang yang hatinya telah dipenuhi ikhlas.
Jika ingin
mendapat kedamaian di dalam hatimu, maka bukalah pintu maaf sebelum orang yang melakukan
kesalahan kepadamu datang meminta maaf.
Bagaimana
Allah akan menjemputmu, sementara engkau lesu Ibadah untuk menuju kepada-Nya?
Dan bagaimana DIA akan menyambutmu, sementara engkau tak kunjung datang ke
“RUMAH”-Nya?
Tersayat
jiwa terhempas fitnah adalah salah satu bentuk sentuhan kasih sayang Allah pada
hamba-hamba-Nya yang sedang dibersihkan jiwanya untuk mendapat minnah dan
berkah serta berjumpaan dengan-Nya.
Yang
mengusik kedamaian dalam hati adalah akal pikir kita yang dibangkitkan oleh
nafsu (jiwa), sedangkan nafsu itu berhubungan dengan panca indera yang merekam
setiap peristiwa kehidupan disekitarnya. Dengan proses seperti itu, akhirnya
membuat kesimpulan di rana zhon yang menyebabkan hati tambah gelisah dan
merana.
Doa dan
Himmah (tekad) seorang hamba dalam meraih sesuatu itu tak dapat menggeser
takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada skenario azali untuk
hamba-hamba-Nya.
Mencurigai
atau bahkan membenci ketetapan Allah yang terkadang tidak sesuai dengan nafsu
kita, akan membuat kita kian tenggelam dalam kekecewaan dan keputusasaan. Maka,
satu-satunya jalan adalah “berdamai” dengan segala keadaan, jalani alur hidup
ini dengan keimanan dan budi pekerti yang baik, agar kita selamat dunia dan
akhirat.
Dalam
hidup tak ada tawar menawar. Karena tiap insan terlahir dengan membawa “buku
skenario” masing-masing. Allah SWT telah mengukur bentuk kehidupan yang paling
tepat bagi tiap hamba yang diciptakan-Nya.
Allah itu
Tuhan yang tak pernah membenci hamba-hamba-Nya. Sifat Rahman-Nya tampak pada Takdir
kehidupan para hamba. Mengapa sebagai hamba harus protes atas takdir yang telah
ditetapkan-Nya?
Mengharap
hidup bahagia dengan menepis derita, sebagai tanda nafsu sedang menguasai diri.
Ketahuilah, bahagia dan derita sudah menjadi paket takdir hidup pada diri
manusia dan tersimpan rapih di buku besar rahasia Tuhan Semesta.
Bila di
dalam hati seseorang telah dipenuhi cahaya cinta, maka tak ada tempat lagi di
dalam hati untuk meletakkan kebencian pada yang dicinta. Itulah hakikat cinta,
akan menerima seutuhnya pada wujud yang dicinta.
Penyebab
HATI BIMBANG dan GELISAH ialah keterikatanmu pada sesuatu selain ALLAH SWT.
Bagaimana bisa bermesraan dengan-Nya sementara di hatimu masih ada CINTA
selain-Nya.
MUSIBAH
itu ibarat anak tangga yang harus kita lalui. Siapa saja yang mendapat petunjuk
maka ia akan terus naik menuju anak tangga berikut, tapi bagi yang tidak
mendapat petunjuk ia akan jatuh terpelanting ke bawah.
Keindahan
dunia itu hanya ada di permukaan dan sebatas pandang mata, keindahan yang
sebenarnya itu ada dalam hatimu saat menerima dengan lapang dada apapun yang
terjadi pada kehidupanmu.ya, baik itu ujian berupa kesenangan maupun kesulitan
dan musibah.
Dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya usia, tentu tiap orang ingin duduk di kelas
yang makin tinggi. Maka satu-satunya jalan agar kedudukan (kelas) kita di
hadapan-Nya kian tinggi adalah, dengan jalan meningkatkan ketabahan, daya
juang, dan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian dari-Nya, baik itu ujian
berupa kesenangan maupun kesulitan dan musibah.
Hidup
adalah perjuangan dan disetiap perjuangan ada resiko ujian dan cobaan yang
menghampirinya. Ujian dan cobaan adalah sebuah kesempatan yang disediakan Allah
SWT bagi hamba-Nya, untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi di hadapan-Nya.
Hidup adalah
rangkaian anugerah dan cobaan. Orang yang berani hidup adalah orang yang tabah,
kuat, dan sabar dalam menjalani kehidupan dengan segala risiko yang harus
dihadapi.
Mengapa
kamu takut ditinggalkan makhluk, tapi tidak takut ditinggalkan Allah. Sementara
makhluk itu sesuatu yang tidak punya daya dan upaya, sedangkan Allah adalah Zat
Yang Menguasai Kerajaan Langit dan Bumi.
Bagaimana
kamu mengharapkan keistimewaan dari Allah, sementara dirimu masih berharap
keistimewaan dari selain Allah.
Tidal
sedikit orang yang terjebak dalam pusaran nafsu, mereka merasa apa yang
dipikirkan dan dikerjakan adalah suatu kebenaran, padahal yang mereka anggap
benar itu hanya pada sangkanya saja.
Orang yang
sudah mencapai wilayah ruhani itu akan merasakan nikmat dan lezatnya ilmu
tauhid dan hakikat, yang bermuara pada zikir dan menyatu di lautan pengabdian
sebagai amalan shalih.
Menentukan
pilihan itu dibutuhkan keberanian dalam mengambil sikap, bagi orang yang ada di
dalam hatinya "Nurullah" pasti dapat bersikap tegas dalam memilih
sesuai dengan Kehendak Allah.
Hanya
karena doa pintamu belum dikabulkan, kemudian kamu berprasangka buruk terhadap
Allah. Padahal Allah hendak menggantikan permintaanmu yang lebih baik untuk
kehidupanmu. Maha suci Allah dari segala sangka para hamba-Nya.
Rasa malu
yang menyelimuti hatimu bagai kabut tebal di atas jiwamu, sehingga letupan
kehendak nafsumu perlahan dapat teredam oleh rasa malu itu.
Saat Allah
menciptakan manusia ditanamkan benih cinta di dalam hatinya, maka sangat
manusiawi apabila ada yang punya impian tuk mencintai dan dicintai hingga lupa
tuk membenci yang dicinta, karena di dalam hatinya sudah tidak ada ruang kosong
untuk meletakan kebencian pada yang dicinta. Itulah cinta yang bermuara pada
Cinta-Nya.
Mengabdi
dengan cintamu pada orang yang mencintaimu itu biasa, yang luar biasa ialah
mengabdi dengan segenap jiwa dan raga pada orang yang tidak peduli dengan
cintamu.
Jika ingin
selamat perjalanan hidupmu maka tidak ada jalan lain kecuali penyerahan total
dirimu pada Allah, tanpa mengabaikan usaha dan ikhtiarmu sebagai hamba yang
menjalani hidup di dunia.
Beratnya
jalan menuju kepada Allah itu disebabkan dirimu sedang bercumbu dan bergumul
dengan nafsumu.
Komentar
Posting Komentar